Dalam tulisan ini saya akan menyampaikan tentang pengaruh filsafat bagi ilmu. Sebelumnya akan saya sampaikan mengenai hal atau definisi ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Dari beberapa referensi yang saya baca Ontologi adalah analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan, yaitu hal-hal atau benda-benda empiris. Ontologis membahas tentang apa yang ingin diketahui. Ontologi menganalisa tentang objek apa yang diteliti ilmu? Bagaimana wujud yang sebenar-benarnya dari objek tersebut? bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (misalnya: berpikir, merasa dan mengindera) yang menghasilkan pengetahuan?. Epistemologi bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan. Sebelum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan, perlu diperhatikan bagaimana dan dengan sarana apakah kita dapat memperoleh pengetahuan. Jika kita mengetahui batas-batas pengetahuan, kita tidak akan mencoba untuk mengetahui hal-hal yang pada akhirnya tidak dapat di ketahui. Memang sebenarnya, kita baru dapat menganggap mempunyai suatu pengetahuan setelah kita meneliti pertanyaan-pertanyaan epistemology. Kita mungkin terpaksa mengingkari kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan, atau mungkin sampai kepada kesimpulan bahwa apa yang kita punyai hanyalah kemungkinan-kemungkinan dan bukannya kepastian, atau mungkin dapat menetapkan batas-batas antara bidang-bidang yang memungkinkan adanya kepastian yang mutlak dengan bidang-bidang yang tidak memungkinkannya.
Manusia tidak lah memiliki pengetahuan yang sejati, maka dari itu kita dapat mengajukan pertanyaan “bagaimanakah caranya kita memperoleh pengetahuan” ?
Aksiologi adalah berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan; untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral?
Dalam hal ini ada kaitannya antara ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Ontologi-Ontologi
Disini ontologi membahas mengenai hakekat. Manusia hanya berusaha mengetahui hakekat dari apapun itu. Sebenar-benarnya atas hakekat tidak lain tidak bukan yang Maha Pencipta.
Epistemologi-Ontologi
Hakekat daripada epistemologi yaitu merupakan hakekat daripada cara atau metode. Hakekatnya cara atau metode bagaimana. Kita berusaha secara ontologi mengungkap hakekat cara atau metode. Ontologi – epistomologi keduanya tidak dapat dipisahkan.
Aksiologi-Ontologi
Merupakan suatu hakekat baik-buruk. Dalam hakekat filsafat itu selalu merentang. Hakekat baik-buruk antara orang yang satu dengan yang satunya berbeda-beda. Sebagai contoh tewasnya seorang teroris seperti Osama Bin Laden. Belum tentu orang menganggap tewasnya itu baik, bagi para pengikutnya berakibat buruk. Jadi dapat disimpulkan bahwa hakekat baik – buruk itu tergantung siapa yang memandangnya, setiap orang tentu pemikirannnya berbeda.
Epistemologi-Ontologi
Adalah metode untuk menggali hakekat. Bagaimana cara kita menggali hakekat, bagaimana pengetahuan kita mengungkap hakekat agar bertemu dengan Tuhan (dalam Islam biasa disebut dengan istilah Tarekat).
Epistomologi – Epistomologi
Merupakan metode untuk menggapai metode. Bagaimana untuk menemukan cara melakukan apa yang kita pikirkan. Metode untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan.
Epistomologi – Aksiologi
Merupakan metode untuk mengungkap baik-buruk. Bagaiamana cara kita menemukan baik-buruk segala sesuatu yang timbul dalam kehidupan ini. Mengungkap kembali mengenai tewasnya Osama bin Laden. Osama bin Laden merupakan kritik terhadap orang yang berkuasa apabila tidak pas dianggap sebagai musuhnya.
Aksiologi – Ontologi
Baik-buruknya hakekat, tata etik dan estetika berfikir tentang hakekat. Misal ketika kita berbicara tentang Tuhan jangan di tengah pasar, di kereta api, kurang sopan jika membicarakan Tuhan di pasar. Berbicara Tuhan sebaiknya di tempat yang pantas seperti masjid, gereja atau sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Aksiologi – Epistomologi
Baik-buruknya metode, etik dan estetika suatu metode. Bagaimana cara/metode menyatakan sesuatu dengan sopan dan santun. Misalnya ketika kita meminta uang kepada orang tua.
Aksiologi – Aksiologi
Baik-buruknya tentang baik-buruk, menyampaikan baik-buruk dengan cara yang baik. Misalkan tentang ritual di Jawa, dulu atau sekarangpun mungkin masih ada, di dekorasi pernikahan diberi tebu, dalam hal ini makna tebu adalah anteping kalbu, yang berarti agar kedua mempelai saling menyayangi satu sama lain, sehingga hubungan suami istri dengan hati yang mantab maka akan dapat mengalahkan segala rintangan dalam hidup.
Batas Pikiran Kita??
Batas pikiran kita ada didalam hatiku. Artinya orang yang kemudian tidak membatasi pikirannya dengan hatinya bisa menyebabkan tidak percaya dengan pikiran orang lain. Aku berfilsafat agar aku tidak predujise. Tingkatan pikiran kita pertama adalah bersifat material yang berkaitan dengan tindakan, naik lagi ke formatif yang berkaitan dengan tulisan, naik satu tingkat lagi ke normatif yang berkaitan dengan pikiran dan puncak tertinggi adalah subyektif yang berkaitan dengan doa. Ketika pikiran kita menjadi panas dan butuh pendinginan, maka hal yang perlu kita lakukan adalah berdoa, memohon ampun kepada Tuhan.
Pengaruh Bahasa Terhadap Filsafat??
Bahasa tidak lain tidak bukan yaitu bahasa itu duniaku. Maka bahasa adalah diriku sendiri. Orang berfilsafat menggunakan bahasa. Orang menganggap bahasa filsafat terlalu tinggi, maka sekarang ini bahasa filsafat menggunakan bahasa yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
http://kecoaxus.tripod.com/filsafat/pengfil.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar