Rabu, 25 Mei 2011

FILSAFAT ITU BERLATIH UNTUK BISA BERFIKIR KRITIS


Dalam kenyataanya filsafat mempunyai pengertian yang sangat luas. Namun ada beberapa faktor yang dapat mengacu untuk dapat mendalami definisi filsafat. Diantaranya 4 macam dimensi komunikasi yang terdapat dalam filsafat yaitu komunikasi material matematika, komunikasi spiritual matematika, komunikasi formal matematika dan komunikasi normatif matematika.
Komunikasi material matematika didominasi didominasi oleh sifat horisontal arah vitalitasnya. Dilihat dari segi keterlibatannya, jumlah satuan potensi yang terlibat adalah bersifat minimal jika dibandingkan dengan komunikasi dari dimensi yang lainnya. Maka, sebagian orang dapat memperoleh kesadaran bahwa komunikasi material matematika adalah komunikasi dengan dimensi paling rendah. Sifat korelasional sejajar memiliki makna kesetaraan antara subjek atau objek komunikasi. Implikasi dari kesetaraan subjek dan objek adalah bahwa mereka memiliki posisi yang paling lemah dalam sifat penunjukannya. Komunikasi spiritual matematika dimana sifat-sifat korelasional keluar dari konsep matematika menunjukkan keadaan semakin jelas dan tegasnya apakah dalam bentuk ke luar ke atas atau ke luar ke bawah. Korelasionalitas potensi dan vitalitas matematika ke atas akan mentransformasikan bentuk komunikasi ke dimensi yang lebih atas yaitu komunikasi spiritual matematika. Di pihak lain, korelasional potensi dan vitalitas ke bawah akan mentransformasikan bentuk komunikasi matematika ke dimensi yang lebih bawah, yaitu komunikasi formal matematika atau komunikasi material matematika. Komunikasi formal matematika didominasi oleh sifat-sifat korelasional ke luar atau ke dalam dari vitalitas potensinya. Korelasi ke luar atau ke dalam memunyai makna perbedaan antara sifat-sifat yang di luar dan sifat-sifat yang di dalam. Korelasi antara perbedaan sifat itulah yang menentukan sifat dari subjek atau objek komunikasinya. Implikasi dari perbedaan sifat-sifat subjek atau sifat-sifat objek memberikan penguatan adanya perbedaan sifat penunjukan. Komunikasi normatif matematika ditandai dengan meluruhnya sifat-sifat penunjukan korelasionalitas penunjukannya pada diri subjek dan objeknya. Namun demikian, komunikasi dikatakan memunyai dimensi yang lebih tinggi dikarenakan keterlibatan satuan-satuan potensinya lebih banyak, lebih luas, dan lebih kompleks. Meluruhnya sifat penunjukan korelasional horisontal bukan disebabkan oleh lemahnya potensi dan vitalitas komunikasi, tetapi semata-mata dikarenakan luasnya jangkauan dan keterlibatan satuan-satuan potensi dan vitalitas baik pada diri subjek maupun objek. Adapun hal yang diperlukan dalam transformasi dunia yaitu RUANG dan WAKTU, filsafat tidak akan pernah bisa terlepas dari dua hal tersebut. Maka dari itu transformasi dunia akan selalu memerlukan RUANG dan WAKTU.
Penguasa dunia dalam filsafat disebutkan Multi Faced, multi faced berarti bermuka banyak. Saya setuju bahwa penguasa dunia adalah multi faced, misal seorang wakil rakyat contoh dari hal tersebut, di depan rakyat dia mengumbar janji-janji manis untuk mensejahterahkan rakyat, tapi dibelakang rakyat ternyata sang wakil rakyat menggunakan uang rakyat dan melakukan korupsi atas uang rakyat yang bukan menjadi haknya, alangkah sangat menyedihkan penguasa dunia seperti ini yaitu seorang yang bermuka banyak. Dosaku dikarenakan deterministku, determinist merupakan faham yang menganggap bahwa segala susuatu yang terjadi adalah akibat dari suatu sebab, determinist merupakan orang yang selalu memaksakan kehendak kepada orang lain, sehingga sangat berdosalah kita, jika apa yang kita pikirkan dan kita inginkan selalu dipaksanakan ke orang lain.
Salah satu bentuk kesombongan dirimu adalah engkau mengklaim yang parsial sebagai komprehensif, yang relatif sebagai absolut, yang pilihan sebagai kewajiban. Kesombongan yang lain dari dirimu adalah bahwa engkau mengakui pikiran orang lain sebagai hasil karya pikiranmu sendiri. Maka dari itu dalam belajar filsafat diharapkan untuk dapat berfikir kritis.

Rabu, 11 Mei 2011

SEPENGGAL PENGETAHUAN TENTANG FILSAFAT

Dalam tulisan ini saya akan menyampaikan tentang pengaruh filsafat bagi ilmu. Sebelumnya akan saya sampaikan mengenai hal atau definisi ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Dari beberapa referensi yang saya baca Ontologi adalah analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan, yaitu hal-hal atau benda-benda empiris. Ontologis membahas tentang apa yang ingin diketahui. Ontologi menganalisa tentang objek apa yang diteliti ilmu? Bagaimana wujud yang sebenar-benarnya dari objek tersebut? bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (misalnya: berpikir, merasa dan mengindera) yang menghasilkan pengetahuan?. Epistemologi bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan. Sebelum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan, perlu diperhatikan bagaimana dan dengan sarana apakah kita dapat memperoleh pengetahuan. Jika kita mengetahui batas-batas pengetahuan, kita tidak akan mencoba untuk mengetahui hal-hal yang pada akhirnya tidak dapat di ketahui. Memang sebenarnya, kita baru dapat menganggap mempunyai suatu pengetahuan setelah kita meneliti pertanyaan-pertanyaan epistemology. Kita mungkin terpaksa mengingkari kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan, atau mungkin sampai kepada kesimpulan bahwa apa yang kita punyai hanyalah kemungkinan-kemungkinan dan bukannya kepastian, atau mungkin dapat menetapkan batas-batas antara bidang-bidang yang memungkinkan adanya kepastian yang mutlak dengan bidang-bidang yang tidak memungkinkannya.
Manusia tidak lah memiliki pengetahuan yang sejati, maka dari itu kita dapat mengajukan pertanyaan “bagaimanakah caranya kita memperoleh pengetahuan” ?
Aksiologi adalah berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan; untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral?
Dalam hal ini ada kaitannya antara ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Ontologi-Ontologi     
Disini ontologi membahas mengenai hakekat. Manusia hanya berusaha mengetahui hakekat dari apapun itu. Sebenar-benarnya atas hakekat tidak lain tidak bukan yang Maha Pencipta.
Epistemologi-Ontologi
Hakekat daripada epistemologi yaitu merupakan hakekat daripada cara atau metode. Hakekatnya cara atau metode bagaimana. Kita berusaha secara ontologi mengungkap hakekat cara atau metode. Ontologi – epistomologi keduanya tidak dapat dipisahkan.

Aksiologi-Ontologi

Merupakan suatu hakekat baik-buruk. Dalam hakekat filsafat itu selalu merentang. Hakekat baik-buruk antara orang yang satu dengan yang satunya berbeda-beda. Sebagai contoh tewasnya seorang teroris seperti Osama Bin Laden. Belum tentu orang menganggap tewasnya itu baik, bagi para pengikutnya berakibat buruk. Jadi dapat disimpulkan bahwa hakekat baik – buruk itu tergantung siapa yang memandangnya, setiap orang tentu pemikirannnya berbeda.

Epistemologi-Ontologi

Adalah metode untuk menggali hakekat. Bagaimana cara kita menggali hakekat, bagaimana pengetahuan kita mengungkap hakekat agar bertemu dengan Tuhan (dalam Islam biasa disebut dengan istilah Tarekat).
Epistomologi – Epistomologi

Merupakan metode untuk menggapai metode. Bagaimana untuk menemukan cara melakukan apa yang kita pikirkan. Metode untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan.

Epistomologi – Aksiologi

Merupakan metode untuk mengungkap baik-buruk. Bagaiamana cara kita menemukan baik-buruk segala sesuatu yang timbul dalam kehidupan ini. Mengungkap kembali mengenai tewasnya Osama bin Laden. Osama bin Laden merupakan kritik terhadap orang yang berkuasa apabila tidak pas dianggap sebagai musuhnya.

Aksiologi – Ontologi

Baik-buruknya hakekat, tata etik dan estetika berfikir tentang hakekat. Misal ketika kita berbicara tentang Tuhan jangan di tengah pasar, di kereta api, kurang sopan jika membicarakan Tuhan di pasar. Berbicara Tuhan sebaiknya di tempat yang pantas seperti masjid, gereja atau sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

Aksiologi – Epistomologi
Baik-buruknya metode, etik dan estetika suatu metode. Bagaimana cara/metode menyatakan sesuatu dengan sopan dan santun. Misalnya ketika kita meminta uang kepada orang tua.

Aksiologi – Aksiologi

Baik-buruknya tentang baik-buruk, menyampaikan baik-buruk dengan cara yang baik. Misalkan tentang ritual di Jawa, dulu atau sekarangpun mungkin masih ada, di dekorasi pernikahan diberi tebu, dalam hal ini makna tebu adalah anteping kalbu, yang berarti agar kedua mempelai saling menyayangi satu sama lain, sehingga hubungan suami istri dengan hati yang mantab maka akan dapat mengalahkan segala rintangan dalam hidup.

Batas Pikiran Kita??

Batas pikiran kita ada didalam hatiku. Artinya orang yang kemudian tidak membatasi pikirannya dengan hatinya bisa menyebabkan tidak percaya dengan pikiran orang lain. Aku berfilsafat agar aku tidak predujise. Tingkatan pikiran kita pertama adalah bersifat material yang berkaitan dengan tindakan, naik lagi ke formatif yang berkaitan dengan tulisan, naik satu tingkat lagi ke normatif yang berkaitan dengan pikiran dan puncak tertinggi adalah subyektif yang berkaitan dengan doa. Ketika pikiran kita menjadi panas dan butuh pendinginan, maka hal yang perlu kita lakukan adalah berdoa, memohon ampun kepada Tuhan.
Pengaruh Bahasa Terhadap Filsafat??
Bahasa tidak lain tidak bukan yaitu bahasa itu duniaku. Maka bahasa adalah diriku sendiri. Orang berfilsafat menggunakan bahasa. Orang menganggap bahasa filsafat terlalu tinggi, maka sekarang ini bahasa filsafat menggunakan bahasa yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
http://kecoaxus.tripod.com/filsafat/pengfil.htm

Rabu, 04 Mei 2011

SERBA – SERBI TENTANG FILSAFAT

 Dalam kehidupan pasti ada fenomena. Dimana fenomena itu berawal dari fenomena alam yang nantinya akan menuju fenomena matematika dengan cara atau metode tetap (metode menjadi rumus). Yang mana semua itu akan berubah dengan terikat oleh ruang dan waktu. Seperti yang diungkapkan oleh Heraclitos dan Permenides tentang fenomena tetap atau berubah. Filsafat berubah yaitu  filsafat yang dibawa oleh Herakleitos yang menyatakan bahwa segalanya terus bergerak dan berubah. Sedangkan filsafat tetap yaitu filsafat yang berawal dari ide dalam pikiran ini yang dibawa oleh Parmenides. Dalam pemikirannya dia menyatakan bahwa realitas merupakan keseluruhan yang tetap dan tidak berubah. Dimana yang tetap hukumnya identitas. 
Dalam filsafat dikenal dengan istilah Comensurable yang artinya mengukur dengan ukuran yang sama. Misalnya skala bilangan segitiga siku-siku dengan skala bilangan bulat. Begitu pula dengan pengaruh Hilbert dalam matematika di Indonesia. Hilbert merupakan tokoh yang berhasil membangun sistem matematika formal 3 pilar. Mempelajari filsafat dapat mengetahui kualitas secara bertingkat-tingkat. Misalnya tentang elegi “tema hantu di kelas RSBI”. Disini telah diulas secara lengkap keadaan kelas saat pelajaran berlangsung. Pada level yang seperti apa kita akan memikirkan bahwa itu filsafat? Selain pikiran masuk ke hati. Ternyata kata-katamu, tindakanmu, langkahmu, tulisanmu merupakan doamu. Maka dari itu setiap apa yang akan kita lakukan hendaknya kita pikirkan baik-baik sebelum melakukannya.
Prinsip itu terbuka dan transparan. Paradigma lama tidak berlaku, paradigma baru berupa persoalan. Kita bukan menghindari persoalan melainkan mengelola persoalan itu sendiri. Adanya generasi muda yg menangis karena tidak jadi bertemu tokoh idolanya, yang melihatnya menjadi tidak tega dan ironis sekali. Artinya bahwa mereka tidak kehilangan tokoh idoalanya itu hanya merupakan era globalisasi. Karakter itu adalah oleh siapa untuk siapa. jadi dapat disimpulkan bahwa filsafat itu tidak lepas dari ruang dan waktu.